Senin, 13 Juli 2009

SBY Masih Butuh Golkar


JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan SBY-Boediono untuk sementara diprediksi sebagai pemenang Pemilu Presiden 2009, berdasarkan hasil quick count dan rekapitulasi sementara KPU.
Meski didukung oleh mayoritas partai yang masuk ke DPR, SBY dinilai masih membutuhkan dukungan partai besar, Golkar, jika berkuasa di pemerintahan. Analisis itu disampaikan Direktur Reform Institute, Yudi Latief, Senin (13/7) di Jakarta.
Alasannya, selain memiliki dukungan mayoritas parlemen, SBY juga membutuhkan mitra koalisi yang lincah bermanuver. "Menurut saya, SBY masih tetap membutuhkan dukungan partai besar. Karena bagi SBY, koalisi partai juga dibutuhkan yang memiliki kemampuan bermanuver di parlemen," kata dia.
Komposisi koalisi ini dinilai akan menjamin stabilitas pemerintahan yang akan dipimpin SBY hingga 5 tahun mendatang. "Apalagi ini term terakhir dari pemerintahan yang dipimpin SBY. Watak dari partai koalisinya kan bisa keluar masuk tergantung isu. Nah, ini juga membahayakan posisi SBY 5 tahun ke depan," ujar Yudi.
Menjelang masa akhir jabatan di periode keduanya, SBY diprediksi akan

Mengenal 'Calon Menkominfo' Kabinet SBY-Boediono

Jakarta - Dua nama sudah diisukan menjadi calon Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dalam kabinet pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono.
Keduanya adalah Tiffatul Sembiring (Presiden Partai Keadilan Sejahtera) dan Andi Mallarangeng (juru bicara Kepresidenan). Telusur informasi yang dilakukan detikINET, Senin (13/7/2009), menunjukkan latar belakang keduanya. 'Bakal calon' Menkominfo, Tiffatul Sembiring, ternyata memiliki keterkaitan dengan bidang Teknologi Informasi (TI).
Tiffatul diketahui merupakan Insinyur Komputer lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta. Ia juga pernah bekerja di PT PLN, tepatnya di Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali dan Madura pada tahun 1980-an. Namun latar belakang TI Tiffatul agak tenggelam karena ia memutuskan untuk berkiprah lebih jauh di bidang dakwah dan politik. Apalagi Tiffatul pernah menimba ilmu di International Politic Centre for Asian Studies Strategic di Pakistan.
Sedangkan Andi Mallarangeng memang punya latar yang sangat kental dalam hal politik. Pria yang khas dengan kumisnya ini merupakan jebolan Universitas Gajah Mada dari Fakultas Sosial dan Politik. Andi pun merupakan pemegang gelar doktor di bidang ilmu politik. Gelar itu diraihnya dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.
Latar belakang dan kiprah Andi jelas kental dengan nuansa politik. Mulai dari ilmu yang diraihnya, hingga kiprahnya di pemerintahan menunjukkan bidang politik tak pernah ditinggalkan Andi. Tapi ingat, dua sosok itu belum tentu akan dipilih SBY sebagai Menkominfo berikutnya. Isu masih terus bergulir dan nama-nama baru, bukan tidak mungkin, masih akan muncul.

SBY Diprediksi Bakal Munculkan Kriteria Calon Menteri

Medan (ANTARA News) - Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi bakal memunculkan sejumlah kriteria bagi para menteri yang akan duduk di kabinet periode 2009-2014."SBY akan memunculkan kriteria-kriteria menteri, sama seperti ketika beliau mau memilih cawapres menjelang pilpres dulu," ucap Wakil Ketua DPW PAN Sumatera Utara, Rafriandi Nasution kepada ANTARA di Medan, Senin.
Anggota Fraksi PAN DPRD Sumut itu, menilai SBY dipastikan akan mendapatkan semacam "rongrongan" dari 24 parpol pendukung SBY-Boediono terkait pemilihan para menteri.Kebijakan memunculkan kriteria-kriteria ditujukan untuk menghindari "rongrongan" tersebut, sekaligus untuk menghindari kesan praktik "dagang sapi" dalam penyusunan kabinet.Kriteria-kriteria itu kemudian juga akan dilempar ke publik agar masyarakat luas ikut menilai para calon menteri di kabinet SBY."SBY tentu harus melepaskan diri dari `jerat politik` 24 parpol pendukungnya dalam penyusunan kabinet.
SBY kita perkirakan kembali akan memanfaatkan opini publik dalam menjaring para calon pembantunya dengan memunculkan kriteria-kriteria," katanya.Setelah kriteria-kriteria itu dilempar ke masyarakat, SBY akan melihat variasi aspirasi publik serta dukungan terhadap figur calon menteri tertentu.
Dukungan akan menjadi pertimbangan bagi SBY dalam memilih para menteri dalam "Kabinet Lanjutkan"."Semakin kuat dukungan tentu akan bertambah besar peluang seseorang menjadi menteri, meski pada akhirnya semua itu tetap terpulang pada hak prerogatif SBY sebagai seorang presiden," ujarnya.
Rafriandi mengaku sangat berharap SBY dapat memilih para menteri yang tepat untuk mendukung program-program pemerintahan periode lima tahun mendatang, sebagaimana telah dijanjikan pada masa kampanye pilpres.Ia juga berharap SBY tidak memakai figur yang diindikasikan terlibat persoalan hukum.
"Mereka yang `berbau` hukum tolong jangan dilibatkan lagi di kabinet," cetusnya.Tentang komposisi profesional dan politisi dalam kabinet mendatang, ia memperkirakan 60 berbanding 40. Namun demikian juga tidak tertutup kemungkinan ada figur profesional yang berasal dari parpol."
Kita perkirakan kabinet mendatang akan lebih banyak diisi kalangan profesional, karena SBY tentu akan berupaya keras mewujudkan visi-misinya pada kampanye pilpres lalu," kata Rafriandi. (*)

Sabtu, 11 Juli 2009

Presiden Palestina Ucapkan Selamat, SBY Janji Beri Dukungan Merdeka


Jakarta - SBY kembali mendapatkan ucapan selamat atas kemenangannya, meski baru berdasarkan hasil quick count. Telepon datang dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam pembicaraan lewat telepon, SBY mengucapkan terima kasih dan akan mendukung Palestina untuk mencapai kemerdekaan."Terima kasih atas ucapannya, kita mendukung rakyat Palestina, dan Palestina selalu ada di hati masyarakat Indonesia," kata Presiden SBY di kediaman pibadinya di Puri Cikeas, Bogor, Jumat (10/7/2009).SBY berulang-ulang kali mengucapakan terima kasih dalam pembicaraan singkat itu.

SBY yang memakasi batik warna merah, terlihat sumringah mendapatkan selamat dari sahabatnya tersebut.Sebenarnya ucapan selamat ini hendak diucapkan Mahmoud pada pukul 13.00 WIB, namun kemudian tanpa alasan jelas diundur pukul 17.00 WIB, dan kemudian diundur lagi hingga pukul 18.45 WIB.

Saat menerima telepon, SBY langsung keluar dari samping ruangan dan disambut puluhan kamera yang kemudian mengambil gambar SBY yang tengah berbincang melalui telepon.Dengan demikian total ada 7 kepala negara yang sudah mengucapkan selamat kepada SBY. Negara trsebut yakni Malaysia, Timor Leste, Korea Selatan, Singapura, Australia, Filipina, dan Palestina.

Menurut jubir SBY, Dino Patti Djalal pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak kepresidenan Amerika Serikat untuk mencari waktu yang tepat bagi Presiden AS Barack Obama untuk mengucapkan selamat kepada SBY.

"Dengan pihak Presiden Obama kita sedang mencari waktu yang baik kapan untuk mengucapkannya," tambahnya.

'Pensiun' Jadi Presiden, SBY Berencana Jadi Sekjen PBB


Jakarta - Presiden SBY tidak bisa lagi mencalonkan diri setelah menjabat 2 kali periode. Lalu apa rencana SBY setelah 'pensiun'?"Pak SBY akan jadi Sekjen PBB," kata Wakil Ketua Partai Demokrat Ahmad Mubarok saat berbincang lewat telepon, Sabtu (11/7/2009).

Jika terpilih, SBY akan menciptakan sejarah baru dalam dunia perpolitikan Indonesia. Selain itu, posisi Sekjen PBB juga akan memberikan citra positif Indonesia di mata dunia."Selama ini orang melecehkan pemimpinnya karena belum ada pemimpin yang besar," ucapnya.Menurut Mubarok, generasi muda Indonesia akan beruntung memiliki pemimpin seperti SBY.

Khususnya dari segi kesantunan dalam etika berpolitik."Kesantunan saat ini lebih efektif, itu ciri khas Pak SBY," tegasnya.